Memahami Sejarah dan Ciri Desain Interior Klasik

contoh ruang tamu mewah

Desain interior terus mengalami perkembangan dari zaman dahulu hingga sekarang ini. Desain interior klasik adalah salah satu desain yang telah berkembang lama bahkan sejak sebelum masehi. Desain ini masih tetap diminati sampai saat ini karena konsepnya yang mewah dan anggun. Perkembangan desain ini memang sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman karena terinspirasi dari sejarah-sejarang dari periode tertentu.

Namun, meskipun konsepnya terkesan kuno, desain interior klasik tetap menjadi primadona bahkan menjadi salah satu desain dengan penganggaran tertinggi. Sebab, banyak aksen arsitektur dan furniture-furniture mewah yang digunakan untuk menunjang terciptanya konsep klasik pada desain ini.

Sejarah Desain Interior Klasik

Desain interior klasik berkembang berdasarkan sejarah-sejarah pada periode tertentu dengan mewarisi nilai seni dan arsitektur yang tak ternilai. Berikut adalah gaya-gaya klasik yang masih sering diadaptasi hingga sekarang;

  • Gaya Yunani Kuno

Gaya desain Yunani kuno muncul mulai abad ke 5 hingga ke 4 sebelum masehi. Gaya ini sangat dipengaruhi oleh budaya Yunani kuno yang memuncak pada zaman kejayaan Athena. Desain ini bukan hanya sebagai cerminan estetika, tetapi juga simbol keagungan dan keunggulan bangsa Yunani. 

Ciri khas utama desaini ini adalah penggunaan proporsi matematis sebagai fondasi keindahan yang harmonis dan penggunaan kolom-kolom Dorik, Ionik, serta Korintus sebagai elemen arsitektur khas Yunani. Gaya ini juga kerap menggunakan guci-guci dan daun akantus untuk menambahkan kesan halus dan estetis. 

  • Gaya Romawi Klasik

Desain interior bergaya Romawi muncul pada abad ke-1 SM sampai abad ke-5 M. Desain ini menjadi cerminan dari kebesaran kekaisaran Romawi pada masa itu. Sebenarnya, desain ini terinspirasi dari gaya Yunani kuno namun, Romawi mengembangkan gaya mereka sendiri dengan ciri khasnya yang unik. Salah satu ciri paling mencolok dari desain interior Romawi adalah konsep arsitektur monumental mencakup penggunaan lengkungan, kubah, dan kolom-kolom yang megah.

Lengkungan dicirikan sebagai aksen khas arsitektur Romawi yang digunakan secara luas untuk menciptakan ruang-ruang yang besar dan terbuka. Selain itu, kubah juga menjadi elemen penting yang sering digunakan unutk menutupi ruang-ruang besar seperti basilica dan termas Romawi.

Selain arsitektur, gaya Romawi juga kerap menggunakan mozaik yang indah dan rumit pada lantai, dinding, dan langit-langit untuk menciptakan tampilan yang elegan dan artistik. Ruangan yang dirancang menggunakan gaya Romawi biasanya dijadikan sebagai pusat kegiatan sosial dan politik.

  • Desain Abad Pertengahan Eropa

Desain interior abad pertengahan Eropa mencerminkan periode waktu yang panjang dan beragam dalam sejarah Eropa. Desain ini mulai berkembang sekitar abad ke-5 dan berlanjut hingga awal abad ke-16. Periode ini terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode Romanesque, periode Gothic, dan kemudian transisi menuju periode Renaisans. Desain interior abad pertengahan Eropa didominasi dengan pengaruh dari desain-desain gereja pada masa itu. Dengan penggunaan jendela-jendela kecil, langit-langit berbentuk kubah dan ornamen-ornamen seperti ukiran kayu dan batu.

Sedangkan pada era Gothic, desain interior ini didominasi dengan penggunaan lengkungan lancip, rib-vaulting, dan flying buttresses dalam arsitektur. Desain ini cenderung tinggi dan ramping dengan banyak cahaya alami yang masuk melalui jendela besar yang dihiasi kaca vitraux. Penggunaan ornamen didominasi dengan karya seni seperti patung dan lukisan dinding yang menggambarkan adegan-adegan religius.

  • Desain Renaisans

Desain interior Renaisans muncul di Italia pada abad ke-15 dan ke-16 Masehi. Desain ini mencerminkan kebangkitan minat terhadap seni klasik Yunani dan Romawi. Desain interior Renaisans identik dengan kemegahan, simetri, proporsi yang sempurna, dan detail ornamen yang rumit. Arsitektur dan dekorasi interiornya sering mengadopsi kolom-kolom, kubah, dan fresko yang terinspirasi dari periode Romawi.

Kolom-kolom dan kubah sering digunakan dalam pembangunan ruangan yang menggambarkan keanggunan dan kemegahan. Sedangkan, Fresko adalah teknik melukis pada dinding yang sangat populer pada periode Renaisans. Lukisan-lukisannya sering menggambarkan adegan sejarah, mitologis, atau agamawi, dan menjadi bagian penting dari dekorasi interior bangunan-bangunan pada masa itu.

Desain interior Renaisans sangat terinspirasi dari seni dan sastra klasik Yunani dan Romawi. Selain itu, banyak detail atau ornamen yang dibuat sangat rumit dan cermat baik untuk ornamen kecil bahkan sampai struktur besar.

  • Desain Barok dan Rococo

Periode Barok, yang berkembang di Eropa pada abad ke-17 dan ke-18, menampilkan keberlimpahan, keanggunan, dan kemegahan dalam desain interior. Desain interior Barok dicirikan oleh penggunaan material mewah seperti marmer, emas, dan kain-kain mewah. Detail ukiran yang rumit, patung-patung, dan karya seni dinding yang elaboratif sangat umum pada periode ini.

Sedangkan, Rococo merupakan periode lanjutan dari Barok yang berkembang pada abad ke-18, terutama di Prancis. Desain interior Rococo menekankan pada keanggunan yang ringan, kurva yang lembut, dan motif-motif alami seperti bunga dan daun. Kursi bergaya bergaya melingkar dan meja-meja kecil dengan ornamen klasik sering ditemukan dalam desain interior Rococo.

Ciri Khas Desain Interior Klasik

Desain interior klasik memiliki beberapa ciri khas yang mencirikan gaya tersebut, yaitu:

  1. Desain interior klasik sering kali menampilkan detail-detail ornamental yang rumit dan indah termasuk ukiran kayu, gipsum, atau batu, dan panel dinding yang didekorasi dengan motif-motif klasik.
  2. Furniture dalam desain interior klasik cenderung memiliki bentuk dan detail yang mengingatkan pada periode klasik, seperti gaya Renaissance, Baroque, atau Rococo. Misalnya, kursi dengan punggung tinggi, kaki cabriole, dan meja dengan ukiran yang rumit.
  3. Warna yang umum digunakan dalam desain interior klasik adalah warna-warna kaya dan hangat seperti merah marun, emas, biru tua, hijau tua, dan coklat tua. Warna-warna ini digunakan karena dapat menciptakan suasana yang mewah dan anggun.
  4. Material berkualitas tinggi seperti marmer, kayu solid, dan kain-kain mewah juga sering digunakan dalam desain interior klasik. Penggunaan material ini dapat menambahkan kesan kemewahan dan keanggunan pada ruangan.
  5. Desain interior klasik cenderung menekankan simetri dan proporsi yang seimbang. Ruangan diatur dengan simetri dengan furnitur yang ditempatkan secara simetris di sepanjang ruangan.
  6. Penggunaan perabotan antik dan aksesori klasik adalah bagian utama dari desain interior klasik. Aksesori seperti lampu gantung kristal, cermin besar dengan bingkai ukiran, dan patung-patung klasik menjadi elemen penting dalam menciptakan estetika klasik.
  7. Lantai parket kayu solid, ubin marmer, atau karpet mewah juga sering digunakan dalam desain interior klasik. Dinding seringkali dihiasi dengan panel-panel kayu, kain dinding, atau kertas dinding dengan pola klasik.

Meskipun desain interior klasik menampilkan estetika yang mewah dan anggun, tetapi tetap bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pribadi. Beberapa orang mungkin memilih untuk menambahkan sentuhan modern ke dalam desain klasik mereka, sementara yang lain mungkin memilih untuk mempertahankan kesetiaan terhadap estetika klasik yang autentik. Jika sobat kreasi membutuhkan saran ahli untuk membantu sahabat dalam membuat ruangan dengan desain interior klasik yang menawan segera hubungi nomor di link ini untuk mendapatkan konsultasi secara Gratis!

Bagikan Artikel
Kirim Pesan
1
Hubungi Kami
Jogja Arsitek
Konsultasi gratis dengan arsitek kami.