Cara Agar Tembok Rumah tidak Mudah Retak

Cara Agar Tembok Rumah tidak Mudah Retak

Saat membangun rumah, tentu menginginkan hasil konstruksi yang kuat dan tahan lama. Salah satunya dapat berupa tembok atau dinding rumah yang tidak mudah retak.

Bila mana tembok mudah retak pasti membuat Anda merasa tidak nyaman karena dapat mengurangi nilai estetika rumah. Retak yang sering terjadi biasanya berupa retak rambut. Tembok akan tampak retak menjalar tipis dan kecil.

Jika kondisi ini terjadi, Anda harus membetulkan dan tentunya membutuhkan biaya tersendiri. Terkadang biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit.

bangunan
Photo by Barthelemy de Mazenod on Unsplash

Agar tidak terjadi keretakan pada tembok, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pengacian. Selain itu, material yang digunakan juga penting untuk mencegah keretakan tembok. Jika sudah terlanjur retak, Anda bisa memperbaikinya menggunakan wallpaper dinding ataupun dicat ulang.

Bila Anda tidak ingin ribet harus kerja dua kali, maka konstruksi tembok harus diperhatikan dengan detail, agar diperoleh hasil yang memuaskan. Berikut beberapa tips agar tembok yang dihasilkan tidak mudah mengalami keretakan.

  • Proses pengacian dinding perlu diperhatikan, terutama pada proses plesteran. Jika plesteran baik maka bisa dipastikan bahwa acian dinding maksimal dan berkualitas. Usahakan plesteran dalam kondisi halus dan rata. Jangan sampai ada plesteran yang tidak rata misalnya ada bagian yang tebal namun di sisi lain justru tipis. Anda juga bisa memastikan dari hasil adonan semen. Bila adonan semen rata, maka pelapisan dapat lebih merata. Sebaiknya adonan tidak ada gumpalan-gumpalan semen, sehingga menurunkan resiko keretakan, lubang maupun celah kecil pada dinding.
  • Hendaknya tidak menggunakan pasir plesteran yang mengandung lumpur. Karena bisa membuat permukaan dinding menyusut saat kering. Penyusutan ini dapat membentuk retak rambut ataupun retakan kecil. Oleh sebab itu, hendaknya digunakan material yang tidak mudah menyusut.
  • Waktu melakukan plesteran perlu diperhatikan. Hendaknya tidak dilakukan ketika batu bata massih dalam kondisi basah. Hal ini karena bisa membuat air terperangkap dan berdampak pada dinding yang lembab. Kondisi yang lembab mengakibatkan dinding tidak kokoh dan mudah retak.
  • Waktu pengacian juga peru diperhatikan. Sebaiknya tidak melakukan pengacian ketika kondisi plesteran masih dalam keadaan basah. Karena jika dilakukan dalam kondisi basah dapat membuat kualitas dinding kurang baik.
  • Hendaknya dinding dibasahi terlebih dahulu dengan air ketika akan dilakukan pengacian. Kondisi ini bertujuan agar proses pengacian tidak mudah mengering. Jika acian cepat mengering, maka hasil yang diperoleh dapat lebih lunak dan berdebu
  • Memastikan kelembaban plesteran cukup. Pemolesan hendaknya dilakukan selama 20 – 30 menit agar didapat dinding yang berkualitas baik.
  • Tebal dan tipisnya pengacian perlu diperhatikan. Kesalahan umum yang sering terjadi pada proses pengacian ialah kondisi tebal tipis yang kurang diperhatikan. Jika terlalu tipis, membuat dinding mudah rusak, begitu pula semkin tebal justru membuat dinding mudah rusak. Tebalnya acian hendaknya berkisar 1-3 mm.
  • Perlu diperhatikan bahwa ketika proses pengacian dilakukan hendaknya tidak ada lubang. Adanya lubang ataupun celah dapat membuat kualitas dinding menjadi kurang baik dan mudah rusak. Oleh sebab itu, pastikan bahwa proses pengacian halus dan rata tanpa adanya celah sedikitpun.

Itulah beberapa ulasan mengenai tips agar diperoleh pengacian tembok yang berkualitas, sehingga dapat meminimalisir terjadinya keretakan pada tembok. Selain beberapa tips tersebut, Anda perlu menggunakan jasa tukang bangunan yang telah berpengalaman, sehingga proses pengerjaan dapat lebih rapi dan teliti.

Bagikan Artikel
Kirim Pesan
1
Hubungi Kami
Jogja Arsitek
Konsultasi gratis dengan arsitek kami.